Tokoh Tokoh Ulama' Kelantan

Tokoh Tokoh Ulama' Kelantan
Sesungguhnya Ulama' itu Pewaris Nabi

Saturday 29 December 2012

Dua Cara dalam Memandang Bukti Kekuasaan ALLAH SWT


Memandang dan memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah ada dua cara.

Pertama,  melihat dengan mata kepala; contohnya melihat birunya langit, bintang-bintangnya, tinggi dan luasnya. Ini adalah perhatian yang sama antara manusia dan haiwan. Dan, bukan ini yang diperintahkan.

Kedua,  melihat dengan mata hati  (bashirah).  Sehingga, pintu-pintu langit terbuka dan ia berkelana di penjuru kerajaan langit  di antara para malaikat. Pintu demi pintu terbuka hingga sampailah perjalanan hatinya ke 'Arsy. Ia menyaksikan keluasannya, keagungannya, kebesarannya, dan ketinggiannya. Dia melihat ketujuh langit dan ketujuh lapis bumi itu jika  dibandingkan dengan Arasy seperti satu  butir tasbih yang terbuang di padang maha luas.

Orang seperti ini boleh melihat para malaikat melingkar di sekeliling Arsy. Suara mereka ramai dengan tasbih,  tahmid, dan takbir. Perintah-perintah turun dari atas mengatur para tentera yang jumlahnya  hanya boleh diketahui tuhan. Maka, apabila turun perintah untuk menghidupkan suatu kaum dan mematikan kaum yang lain, memuliakan suatu kaum dan menghinakan yang lain, membahagiakan suatu kaum dan menyengsarakan yang lain, mendirikan suatu kekuasaan dan menumbangkan yang lain, dan memindahkan nikmat dari suatu tempat ke tempat yang lain. Juga memenuhi keperluan yang bermacam ragam seperti mengayakan orang miskin, menyembuhkan orang sakit, menghilangkan kesusahan, mengampuni dosa, menolong orang teraniaya, memberi hidayah, mengajari orang tak berilmu, mengembalikan orang hilang, mengamankan orang takut, melindungi orang yang memerlukan perlindungan, membantu orang lemah, membalas orang yang zalim atau juga mencegah perbuatan aniaya.


Semua itu berkisar antara keadilan dan kurnia atau hikmah dan rahmat yang berlaku pada seluruh isi alam. Mendengar satu permohonan dan laporan tidak akan mengganggu-Nya untuk mendengar yang lain. Banyaknya permintaan dan keperluan yang berbarengan waktunya tidak mungkin boleh membingungkan. Dia tidak marah dan bosan kalau orang terus menerus  memohon. Khazanah-Nya tidak berkurang sedikit pun. Tiada Tuhan Selain Dia, Tuhan Yang Maha Mulia dan Bijaksana.  


Pada saat itu, hati berdiri di hadapan Tuhan, tunduk kepada wibawa-Nya, khusyuk terhadap keagungan-Nya, tertawan oleh kemuliaan-Nya. Maka, dia sujud di hadapan Sang Maha Raja yang Haq. Dia tidak lagi pernah mengangkat kepalanya sampai hari pembalasan.

Begitulah perjalanan hati. Amat jauh ia berkelana walau tetap berada di tempat asalnya (dunia) dan tidak berganjak dari sana . Ini adalah salah satu ayat dan keajaiban-  Nya yang paling besar. Alangkah banyak berkahnya, sangat menggembirakan, dan manis buahnya. Alangkah agung manfaatnya dan baik akibatnya. Inilah perjalanan hati. Perjalanan yang menjadi syarat hidupnya roh, kunci kebahagiaan,  ghanimah akal fikiran. Tidak seperti sebuah perjalanan yang merupakan satu episod azab.  

No comments:

Post a Comment