Sabda Rasulullah saw:
“Janganlah
kamu
bersumpah dengan nama ayahmu.
Barang siapa yang bersumpah
dengan nama Allah maka
hendaknya ia berkata
benar, barang siapa diberi sumpah
dengan nama Allah
maka supaya menerima, dan
barang siapa yang tidak
menerima maka terlepas dari
Allah.” (Sahih, riwayat Ibnu Majah.
Lihat Sahih Al Jami’ No . 7124).
Sabda Rasulullah saw:
“Janganlah
kamu
bersumpah dengan nama ayahmu,
atau ibumu, atau
sekutu- sekutu. Janganlah kamu bersumpah
kecuali dengan nama
Allah. Dan janganlah kamu
bersumpah kecuali dengan
berkata benar.” (Sahih, riwayat Abu
Daud. Lihat Sahih
Al Jami’ No . 7126)
Sabda Rasulullah saw:
“Barang
siapa bersumpah dengan
nama selain Allah, maka
ia telah berbuat
syirik.” (Hadis sahih, riwayat Imam Ahmad dan periwayat
lainnya).
Sabda Rasulullah saw:
“Barangsiapa
melakukan sumpah yang diharuskan kepadanya
(oleh penguasa) untuk
mengambil harta kekayaan seorang
Muslim, tetapi dia
dusta, maka ketika berjumpa dengan
Allah (pada hari
kiamat) Dia akan murka kepadanya.” (Muttafaq Alaih).
Sabda Rasululah saw:
“Barangsiapa bersumpah ,
lalu memandang lebih baik
membatalkan sumpahnya, maka
hendaklah ia mengambil yang
lebih baik dan
melaksanakan kaffarat atas
sumpahnya itu.” (H.R; Muslim)
Sabda Rasulullah saw:
“Barangsiapa bersumpah,
tetapi mengatakan: “Insya -Allah”, maka
jika dia mahu,
boleh melaksanakan sumpahnya; dan
jika tidak, boleh
tidak melaksanakan tanpa harus
membayar kaffarat.” (Hadis
Sahih, riwayat An -Nasa’i. Lihat Sahih Al Jami’ No . 6082).
Abdullah bin Mas’ ud r.a berkata :
“Bersumpah
dengan nama Allah tapi ia dusta, lebih baik bagiku
daripada bersumpah dengan
selain nama Allah walaupun ia
benar.”
Sabda Rasulullah saw:
“Barangsiapa di antara kamu
bersumpah dengan menyebut nama
Al- Laata dan Al- Uzza,
maka hendaklah ia mengatakan:
Laa Ilaaha Illallah.”
Dan barangsiapa berkata kepada
sahabatnya : “Mari
kita berjudi”, maka hendaklah ia mensedekahkan
sesuatu.” (Muttafaq Alaih).
Sabda Rasulullah saw:
“Barangsiapa
bersumpah dengan
(menyebut) agama selain Islam,
sekalipun dusta, maka
ia adalah sebagaimana yang dikatakannya.” ( Muttafaq Alaih).
Maksudnya; apabila seorang
muslim mengatakan bahawa jika
ia berbuat demikian
maka ia adalah
orang Yahudi, atau Nasrani.
Dalam masalah ini,
apabila maksudnya mengagungkan
hal itu adalah
kafir. Tetapi apabila yang
dimaksud hanyalah pengandaian,
maka perlu diteliti; jika ia ingin menjadi seperti itu adalah kafir, tetapi jika
ia ingin menjauhi
hal yang demikian
maka tidak kafir. (lihat; Fathul Bari, jilid; 11, hal .
536).
KESIMPULAN :
Hukumnya haram bersumpah
dengan makhluk, seperti Nabi,
Ka’bah, amanat, tanggung
jawab, anak, orang tua,
kehormatan, seorang wali dan sebagainya. Hal
ini adalah termasuk
syirik Ashghar (kecil), kerana mempersekutukan Allah SWT
dengan
mengagungkan selain-Nya ketika bersumpah dengan namanya.
Dan perbuatan semacam
itu termasuk dosa
besar yang wajib dilarang,
ditinggalkan dan bertaubat
darinya. Tetapi sumpah dengan nama selain Allah SWT boleh menjadi syirik akbar,
jika orang yang
bersumpah dengan wali umpamanya, mempunyai
kepercayaan bahawa wali tersebut akan melakukan balas dendam
kepadanya bila ia dusta dalam sumpahnya,
kerana dia telah mempersekutukan Allah SWT
dengan
si wali dalam melakukan balas dendam dan mendatangkan
mudharat.
Sumpah dengan nama
selain Allah SWT bukan sumpah
yang dibenarkan agama. Orang
yang bersumpah demikian tidak
harus melaksanakannya dan
tidak wajib baginya kaffarat
Barangsiapa bersumpah
dengan memutuskan silaturrahim, atau
berbuat maksiat, maka
tidak boleh ia melaksanakan sumpahnya
dan hendaklah ia
membayar kaffarat. Kaffarat sumpah
diterangkan dalam firman Allah SWT:
“Allah tidak menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpahmu yang
tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi
Dia menghukum kamu
disebabkan sumpah-sumpah
yang kamu sengaja,
maka kaffarat (melanggar) sumpah
itu, ialah memberi
makan sepuluh orang miskin,
iaitu dari makanan
yang biasa kamu berikan
kepada keluargamu, atau
memberi pakaian kepada mereka
atau memerdekakan seorang
budak. Barangsiapa yang tidak
sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga
hari. Yang demikian itu adalah
kaffarat sumpah- sumpahmu bila kamu
bersumpah (dan kamu
langgar). Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah
Allah menerangkan kepadamu hukum - hukum - Nya agar kamu
bersyukur (kepada - Nya).”(Q.S; Al Maidah
: 89).
No comments:
Post a Comment